MANCING DI MASA TUA


Suatu saat di tahun 1996-an (saya lupa tepatnya) saya berkenalan dengan tetangga yang baru pindah dan mengobrol soal mancing. Akhirnya saya dibuatkan joran lengkap dengan reel merk Golden Fish, modal semuanya 150 rb – siaplah saya memulai kegiatan mancing di masa tua.
Aktifitas memancing saya sebenarnya tidaklah pernah benar-benar berhenti, polanya saja yang berbeda. Rumah saya di Bogor memiliki kolam yang berisi nila. mas, lele maupun  gurami, selokan kecil di belakang rumah juga masih penuh berisi beunteur.
Ke kedua tempat itulah saya mengisi waktu luang dengan memancing, masih dengan joran bambu yang diraut sendiri dan kelosan kayu warisan bapak. 
Masa liburan lebaran di tahun 1996, tetangga saya yang bernama Dadang Sadikin, seorang yang gila mancing Fishy Wild, mengajak saya ke Muara Bendera memancing ikan keropak. Minggu-minggu berikutnya, barulah saya merambah laut. Dimulai dengan “nangkring” di bagan kerang hijau di Celincing. Ditahun-tahun itu apabila anda pernah melihat seseorang mancing di bagan kerang dengan menggunakan pelampung, itulah saya. Saya senang kegiatan di air, tapi tidak bisa berenang, belum berani menggunakan perahu.
Aktifitas di laut kemudian diselingi dengan kegiatan mancing di sungai atau setu.  Setelah akhirnya membuat kolam apung kecil sebagai tempat penampungan hasil mancing di Cirata, saya lebih rutin mancing di waduk itu baik sendirian maupun bersama teman, baik sehari maupun menginap beberapa hari.
Di tahun 2008 saya sedikit belajar dari anak mengenai internet, disana saya melihat Fishy Forum dan akhirnya masuk menjadi anggota pada tanggal 01-01-2008. Postingan kedua saya di FF bisa dibaca di link ini :  http://mancing-lautselatan.blogspot.com/2012/10/postingan-kedua-di-ff-gatget-waduk.html  Di awal tahun itu, saya berkenalan dengan Mulyono anggota dari Cirebon dan mulailah saya belajar memancing menggunakan perahu ke tengah laut, pertama kali di Limbangan.
Setelah beberapa kali ke Cirebon, bergeser ke Tegal, Lampung, Batam, Bali, Lombok, Jogya kemudian balik lagi ke Kepulauan 1000 dan akhirnya sekarang lebih banyak ke Laut Selatan, khususnya di Ujung Genteng. Banyak trip mancing yang saya ikuti dibuat reportnya, lebih banyak lagi yang tidak karena saya sering bepergian sendirian.  Di kendaraan selalu ada peralatan mancing baik joran maupun hand line, yang siap turun sewaktu-waktu.
Selesai sekelumit kisah mancing saya, biarlah menjadi kisah kenangan buat cucu saya yang fotonya saya jadikan ilustrasi di tulisan ini. Peralatan mancing saya, barangkali dia yang akan mewarisi, anak-anak saya tidak terlalu suka memancing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar